Team vocal
group ini dibentuk oleh salah satu guru kami, Bapak Daniel Octavianus Sidabalok, yang merupakan
guru seni musik di SMA Santo Yakobus mulai tahun ajaran 2013 / 2014. Perjalanan
team vocal group ini hingga memperoleh prestasi yang membanggakan adalah sebuah
pengalaman yang tidak dapat dilupakan.
Setelah
mengetahui akan diadakannya lomba vocal group tingkat Jakarta Utara tanggal 18
Oktober 2013, Pak Daniel segera merekrut dua belas siswa untuk dibentuk menjadi
satu team vocal group. Kedua belas siswa tersebut terdiri dari enam siswa kelas
dua belas dan enam siswa kelas sepuluh. Vocal group ini terdiri dari empat
siswa sebagai suara sopran (Ghania; Mira; Gitta; Melinda), tiga siswa sebagai
suara alto (Karina; Riris; Stephanie), dua siswa sebagai suara tenor (Samuel;
Carol), dua siswa sebagai gitaris (Erick; Gavriel), dan satu siswa sebagai
pemain alat musik ritmik cajon (Stefano).
Pak Daniel memberitahukan para anggota vocal
group tentang dua buah lagu yang akan dinyanyikan, yaitu lagu wajib "Dansa Yok
Dansa" dan lagu pilihan lagu daerah Indonesia dengan waktu latihan hanya satu bulan. Dilatihlah setiap vokalis untuk lagu wajib "Dansa Yok
Dansa" terlebih dahulu, karena belum ada kepastian mengenai lagu
pilihannya. Waktu yang digunakan untuk berlatih adalah pada saat istirahat
kedua (25 menit). Pada awalnya, belum ada keakraban antaranggota vocal group,
maupun dengan Pak Daniel. Namun seiring berjalannya waktu, hubungan semuanya
semakin baik. Akhirnya, Pak Daniel menentukan lagu pilihan yang akan dinyanyikan,
yaitu lagu "Sio Mama", lagu khas Ambon. Beliau percaya bahwa lagu
tersebut dapat menjadi lagu yang baik untuk diaransemen dan diperdengarkan.
Hari-hari
terus berlalu, proses latihan semakin baik meskipun tetap masih ada kekurangan dan kelemahan. Ketika
kedua lagu sudah dikuasai, kami diminta untuk tampil di depan bapak ibu guru di ruang guru. Pada saat itu, lagu
dilantunkan tanpa gerakan karena kami memang belum berlatih dengan gerakan. Beberapa guru
memberi saran tentang ekspresi wajah dan ekspresi gerakan, karena
terdapat beberapa vokalis yang tidak mengekspresikan kegembiraannya dalam lagu
"Dansa Yok Dansa". Saran – saran
tersebut diterima dengan baik oleh team dan diterapkan pada latihan – latihan berikutnya dengan ditambahkan
gerakan – gerakan.
Satu hari sebelum
lomba dilaksanakan, kami tampil
kembali di depan bapak ibu guru, dengan
gerakan, formasi, dan atribut yang telah
disempurnakan. Penilaian bapak ibu guru terhadap
penampilan kami jauh lebih baik dibanding yang sebelumnya.
Pada hari pelaksanaan lomba,18 Oktober 2013,kami melakukan
perjalanan pada pukul 07.00 ke Islamic Center
Semper, tempat lomba dilaksanakan
dengan didampingi
Pak Daniel dan Bu Diana. Kami tiba lebih awal dari waktu yang ditentukan dan berkumpul di ruang
audiovisual dan kami berlatih lebih dulu untuk terakhir kalinya sebelum tampil.
Team SMA St.Yakobus
mendapat nomor urut 10. Saat tampil, kami berusaha
dan sudah menampilkan yang terbaik sehingga setelah tampil hati kami pun merasa lega, namun tetap merasa was-was, dikarenakan ada peserta lain yang penampilannya
sangat bagus.
Pengumuman pemenang lomba akan dilakukan pada hari itu juga. Kami menunggu
keputusan juri dengan perasaan percaya diri tetapi juga takut, tegang, dan was-was. Ketika para juri selesai berunding, tibalah saat yang paling
menegangkan. Juri mengumumkan para juara satu per satu mulai dari juara harapan II, juara harapan I, juara III,
juara II dan juara I. Sampai dengan pengumuman juara III,team kami tetap belum
disebutkan. Perasan kami sangat cemas penuh harapan, apalagi ketika sekolah
yang berpenampilan sangat bagus tadi disebutkan sebagai juara II. Namun tiba –
tiba perasaan kami berubah dari takut dan cemas menjadi perasaan yang sulit
untuk didefiniskan ketika team kami diumumkan sebagai pemenang pertama. Sungguh
merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan dan membanggakan. Semua jerih payah selama proses
latihan terasa tidak sia – sia. Diumumkan
pula, bahwa juara I, II, dan III akan menjadi
perwakilan Jakarta Utara untuk lomba di tingkat propinsi DKI Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2013. Pada saat evaluasi, Juri mengatakan bahwa team SMA St. Yakobus kurang
berinteraksi dengan penonton.
Mengetahui
lomba tingkat propinsi diadakan
hanya 11 hari setelah lomba tingkat Jakarta Utara, sempat muncul kegelisahan,
apakah dalam waktu 11 hari kami dapat melakukan latihan yang maksimal dan memberikan yang terbaik. Karena, walaupun
lagu yang dibawakan sama, tetapi lomba di
tingkat propinsi adalah
ajang yang cukup sulit karena akan diikuti
oleh seluruh juara dari masing-masing kabupaten dan juara dari
Kepulauan Seribu. Walaupun demikian kami
tetap berlatih dengan lebih giat dan dengan sedikit mengubah gerakan serta
formasi berdasarkan hasil evaluasi juri untuk elbih berekspresi dan
berinteraksi lebih banyak dengan penonton.
Dua hari sebelum
lomba dilaksanakan, kami mendapat
kesempatan untuk berlatih di rumah Riris. Di situ, Pak Daniel mencoba
mengevaluasi setiap anggota team vocal group satu per satu untuk menyempurnakan
setiap anggota agar bisa tampil dengan maksimal kelak. Kalau sebelumnya kami mendapat kesempatan untuk tampil di ruang guru,
kali ini kami mendapat
kesempatan untuk tampil di aula setelah misa
bulanan, di depan seluruh murid SMA Santo Yakobus. Reaksi
bapak ibu guru dan teman – teman sangat baik, bahkan ada merasa tersentuh sampai terngiang-ngiang di pikirannya tentang dua lagu yang kami senandungkan.
Keesokan
harinya, tepatnya hari Selasa, 29 Oktober 2013, kami melakukan perjalanan ke Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat,tempat lomba, bersama dengan pak Daniel. Setibanya di
sana, team melakukan daftar ulang dan mendapat nomor urut 7. Dan seperti biasanya, sebelum tampil kami berlatih untuk terakhir kalinya.
Ketika tiba saatnya kami tampil di nomor urut 7, kami berusaha menampilkan yang
terbaik, seperti yang diyakini oleh Ibu Jessica, Kepala SMA St.Yakobus, yang
bersama dengan Ibu Yuli turut menyaksikan penampilan kami. Sesuai dengan dugaan
kami, penampilan para juara dari kabupaten sangat bagus dan sempat membuat kami
was – was apakah kami dapat merebut juara dalam lomba ini.
Pengumuman pemenang dilakukan pada hari yang sama pada pukul 17.00. Pada
saat menunggu para juri berunding, sebagian besar dari kami (termasuk pak
Daniel) pergi mencari makan, yang tertinggal hanyalah saya(Samuel), Karina, dan Melinda.
Namun ternyata, para juri selesai
berunding lebih awal sehingga waktu pengumuman maju tanpa kami duga,alhasil
hanya kami bertiga yang mendengarkan hasil pengumuman. Satu per satu pengumuman
juara dibacakan, mulai dari juara harapan II. Ketika mengetahui bahwa salah satu
peserta yg menurut kami berpenampilan sangat baik meraih juara harapan II, sempat terpintas
suatu pikiran gagal dalam benak kami. Juara
harapan I pun tidak diberikan kepada team Yakobus demikian pula dengan juara III.
Kami menjadi
semakin merasa putus asa. Sebelum pemenang juara-juara diumumkan, Melinda
berusaha untuk mencari seluruh anggota team yang sedang makan, namun hanya
berhasil menemukan Mira. Kini, kami menjadi
berempat yang menantikan diumumkannya juara II dan juara
I. Saat juara II diumumkan, semakin lemaslah kami, karena juara II pun tidak diraih oleh team Yakobus. Namun,kami masih punya setitik harapan untuk menjadi juara I. Tibalah saatnya juara I dibacakan. Dengan selisih nilai ± 40
poin dari peraih juara II, diumumkanlah bahwa pemenang pertama dari lomba ini adalah peserta dengan nomor urut 7.
Saat mendengar angka 7 disebutkan, terkejutlah kami berempat dan secara
spontan saling
mengekspresikan kegembiraan, karena
kembali meraih juara utama dari perlombaan itu. Mira
mewakilkan team untuk menerima piala di depan panggung. Tetapi, perlu
diketahui, bahwa yang tahu mengenai hasil ini hanyalah kami berempat. Ketika kami melangkah keluar gedung, terlihat teman – teman kami yang lain sedang berjalan ke arah gedung.
Awalnya, kami membuat
candaan bahwa team SMA St.Yakobus tidak
mendapat juara apa-apa, namun tidak berlama
– lama, segera kami memberitahu hasil yang sebenarnya. Setelah
diberitahu bersukacitalah setiap anggota team dan perasaan yang tak terdefinisikan kembali muncul seperti saat pertama kami meraih juara I di tingkat Jakarta Utara. Saat itu
sedang hujan, sehingga sambil menunggu hujan reda kami bernyanyi-nyanyi merayakan kemenangan. Kami kemudian sepakat untuk
merahasiakan prestasi ini dari bapak ibu guru hingga
keesokan harinya. Untuk itu, kami sepakat
untuk tidak memberi kabar kepada siapapun yang menanyakan tentang hasil lomba,
termasuk kepada bapak ibu guru yang menanyakan pada malam hari itu juga seusai
lomba.
Keesokan
harinya, pada saat morning
meeting di ruang guru, seluruh anggota team dipersilakan masuk untuk
mengumumkan hasil lomba. Pak Daniel menjelaskan dengan wajah datar tentang hal – hal yang identik dengan kegagalan, namun
di akhir penjelasan pak
Daniel membawa semua pendengar pada hasil yang sebenarnya bahwa team
memperoleh juara I lagi. Tepuk tangan
meriah dari bapak ibu guru segera membahana dan melalui Ibu Jessica, bapak ibu guru mengucapkan selamat kepada kami.
Ada satu hal
yang perlu diketahui mengenai seluruh pengalaman menakjubkan ini. Semua
kegiatan yang kami lakukan,
mulai dari latihan, penampilan, perjalanan persiapan lomba, dan hal-hal lain
yang tidak bisa dijabarkan satu per satu, dilandaskan dengan doa kepada Tuhan, baik sebelum,
maupun sesudah kegiatan dilakukan. Pada lomba pertama, Tuhan mengijinkan team vocal group Yakobus untuk meraih juara I. Puji
Tuhan bahwa Tuhan masih mengijinkan kami
untuk meraih juara I juga pada lomba tingkat propinsi. Kami percaya bahwa
semua ini adalah pemberian Tuhan dan hanya karena campur tangan Tuhanlah semua prestasi yang membahagiakan dan membanggakan ini dapat terjadi. Dan tak lupa pula setelah rangkaian
kegiatan ini, kami panjatkan doa syukur kepada Tuhan atas anugerahNya untuk
kami.
By Samuel Febrianto kelas XII IPA 2