Sabtu, 18 Januari 2014

Penjelajahan Curug Cilember

14 Desember 2013

Sekolah Santo Yakobus. Hari itu tidak terlalu cerah, jalanan lumayan becek karena hujan kemarin malam. Kami berkumpul disana, yang pertama datang adalah Putri lalu Tania. Mereka duduk di depan balkesmas. Setelah itu muncul Odang yang belum berdasi pramuka. Kami menerima kabar bahwa Michael tidak jadi ikut karena urusan keluarga. Bangun juga ada acara keluarga dan besoknya Bangun mau dibaptis. Dan Felice pergi ke Bali bersama teman-temannya. Kami menunggu dan bbm ke grup pramuka serta grup whatsapp. Tiba-tiba Kak Elvi sudah datang dengan anaknya yang hari ini masih bersekolah.

Hari ini di sekolah ramai karena ada acara Family Day SD. Kami menunggu yang lain, lalu datanglah Brandon tanpa dasi pramuka. Paling lama adalah Marcel dan Andreas, mereka datang sekitar pukul 06.42. Semua sudah lengkap; Kak Febri, Kak Elvi, Marcel, Putri, Andreas, Odang, Brandon, dan Tania. Kami membentuk lingkaran dan berdoa dipimpin oleh Putri. Setelah itu pukul 06.45 kami langsung pergi naik angkot no.13, tapi kami bayarnya Rp.5000,00 karena sampai halte pulomas.
Pukul 07.10 kami sampai di halte pulomas, masing-masing membayar Rp.3500,00 untuk bus transjakarta. Rombongan pramuka kami terpisah; Putri, Kak Elvi dan Tania di bagian depan bus dan yang laki-laki di bagian belakang bus.


Pukul 07.30 kami sampai di stasiun juanda, kami membeli tiket masing-masing Rp.4500,00. Sesampainya diatas kami bertemu Kak Anton, ternyata Kak Anton sudah di stasiun dari jam 6 pagi. Kami pun naik KRL, di dalam KRL tidak terlalu ramai. Ada yang tidur, ada yang menelpon, ada juga yang ngeliatin kami terus rombongan penegak Santo Yakobus.
Kak Febri, Kak Anton, Odang dan Putri asik mengobrol sendiri. Marcel dan Andreas ngrobrol-ngobrol dan sambila mainan samsung. Kak Elvi sibuk bbman. Tania seperti biasa kerjaannya bengong dan ngeliatin orang-orang disekitar sambil sesekali berbicara pada Kak Elvi. Lalu Odang tiba-tiba curhat tentang osis kepada Tania dan Kak Elvi.

Menurut catatan yang Odang buat disini tidak tercantum jam berapa kami sampai, kami tiba di stasiun Bogor kira-kira pukul 09.15. Ini pertama kalinya Tania menggunakan KRL. Lalu keluar dari stasiun, Kak Febri entah bagaimana tiba-tiba menemukan sopir angkot untuk sewa angkot sampai di cilember. Akhirnya kami sewa Rp.40.000,00/orang, jadi sewa angkot bolak balik cilember-stasiun Rp320.000,00. Kami naik angkot, Putri, Marcel, Andreas, Odang sibuk mengobrol tentang keluhan di sekolah. Kak Elvi sedang memakan bekal nya yang memakai kotak makan berwarna pink. Kak Febri menceritakan tentang sekitar Bogor kepada Tania. Kak Anton hanya terdiam di kursi sebelah sopir.
Kami naik angkot dan sekali juga turun di pom bensin untuk buang air kecil. Lalu kami sedikit bermacet ria di suatu jalanan kecil. Mobil angkot juga sudah terhenti-henti karena kepanasan. Air radiator yang panas keluar dari balik pintu. Sambil menunggu kami keluar dari angkot meregangkan badan setelah lama duduk di angkot. Akhirnya macet berakhir, kami langsung naik ke angkot dan kembali berjalan dengan posisi duduk yang sudah berbeda tempat lagi. Sempat juga para penegak laki-laki harus turun karena angkotnya tidak kuat nanjak. Inilah suasana di angkot.

Pukul 11.30 kami sampai di depan pintu cilember. Kami bayar tiket masuk Rp. 13.000,00.
Lalu masuk ke dalam dan beristirahat di warung. Di warung kami makan siang, Kak Febri yang paling banyak jajansetelah itu lainnya ganti baju. Dan selalu yang paling ribet ganti bajunya adalah Tania dan Putri (saya akui). Kami istirahat di warung itu sekitar 1 jam. Jadi pukul 12.30 kami memulai perjalanan penjelajahan kami. Tania kira perjalanannya akan jauh, ternyata tidak. Sekitar 10-15 menit. Jadi pukul 12.45 kami tiba di curung. Ya seperti biasa foto-foto dulu.
Tidak lama disitu mulai rintik-rintik hujan, ternyata semakin deras. Kami mulai mengeluarkan jas hujan dan ponco-ponco kami. Marcel tidak bawa jas hujan/ponco. Apalagi Brandon malah pakai payung. Kami memulai penjelajahan turun pukul 13.20. Pertama hujan biasa seperti normal, lama-lama malah makin lebat. Marcel lepas sepatu karena dia tidak mau sepatunya rusak karena itu kepunyaan kakaknya. Marcel sangat kelihatan sengsara. Perjalanan turun curug inilah yang paling seru, walaupun tanah licin tapi ya begitulah.

Kami sampai di curug 7 yang paling bawah tapi paling bagus. Sayangnya cuaca hujan jadi kami tidak bisa main di curug situ, karena air derasnya juga besar. Meski hujan dan berpakaian jas hujan, kami tetap berfoto di tengah curug berdiri di batu-batu. Lalu ada rombongan lain juga mereka berdiri di depan WC sambil menunggu hujan reda. Ada juga rombongan dari sekolah lain yang tetap bermain air.

Pukul 14.20 kami mencari tempat berteduh di rumah sewaan orang. Dan kami berteduh di bawah rumah tersebut.
Lalu kembali ke warung dan beristirahat, sambil jajan lagi. Tetapi Tania memakan bekal dari rumah dan hanya membeli segelas teh manis hangat. Hujan sudah tidak terlalu deras.
Sekarang kembali ke angkot pukul 15.00, kami naik angkot sambil basah-basahan. Meski kedinginan dan basah kami tetap berisik dan riang gembira apalagi Putri. Sampai di stasiun pukul 17.38, kami cepat-cepat naik KRL dan duduk. Kereta mulai jalan. Putri banyak juga makannya, kalau Tania sibuk meminta-minta air minum. Putri sudah makan nissin rasa pisang bersama Brandon, Oreo dan meminum pocari sweat. Odang tertidur. Marcel sibuk main samsung. Dan Andreas sesekali mengganggu Putri. Lalu di KRL ada orang buta yang mencari tempat duduk, dan Marcel memberikan tempat duduknya. Kak Febri ketemu 2 orang yang dikenalnya.
Sampai di busway, kami dari juanda ke harmoni. Lalu kami menunggu sangat lama di harmoni karena

memang di halte itu bus nya tidak sebanyak jurusan blok M dan bus nya tidak sebagus blok M. Akhirnya kami masuk bus transjakarta harmoni-pulomas kira-kira pukul 20.20. Kami sampai di pulomas pukul 21.00. Lalu sama, kami naik angkot Rp.5000,00 tetapi Andreas tidak ikut karena rumahnya tidak jauh dari situ jadi tidak usah kembali ke sekolah. Tania berhenti di kelurahan. Dan yang lain ke sekolah lalu pulang ke rumah masing-masing.