Rabu, 16 Oktober 2013

Reportase Lengkap, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

Dikirim oleh: Alicia Diana Teresa, Meydiana Margaretha Vania, Tiara Natalia

Setelah Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS SMA Santo Yakobus Tahun Ajaran 2013/2014 terpilih, para anggota OSIS yang telah disusun dikumpulkan bersama dengan MPK (Majelis Perwakilan Kelas) yang terdiri atas para ketua kelas dan koordinator dari masing-masing ekskul untuk menjalani latihan dasar kepemimpinan (LDKS) selama lima hari yang dibagi menjadi tiga bagian.

Bagian pertama adalah sesi-sesi dari para bapak dan ibu guru yang disampaikan melalui presentasi di lantai 7.

Bagian kedua adalah acara menginap semalam di sekolah bersama para calon anggota OSIS, MPK, dan koordinator dari masing-masing ekskul.

Bagian terakhir dari LDKS tahun ini adalah camping ke Gunung Bunder, Bogor yang dilaksanakan sejak hari Jumat, 13 September sampai dengan hari Sabtu, 14 September 2013.

Pada hari Kamis, 5 September 2013 jam 13.00 WIB, bagian pertama dari LDKS OSIS SMA Santo Yakobus dimulai. Para calon anggota OSIS, MPK, dan koordinator ekskul dikumpulkan di aula lantai 7 lalu dimulailah sesi-sesi presentasi yang membicarakan materi seputar kepimpinan dan pemimpin, visi-misi SMA Santo Yakobus, dan sifat-sifat apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dibawakan oleh Pak Ludwig, atau yang biasa kami panggil Pak L. Pak L menjelaskan bahwa ada 10 sifat yang harus kami miliki sebagai calon pemimpin teman-teman kami. Beliau juga menyisipkan ayat-ayat Alkitab yang mendasari sifat-sifat tersebut.

Setelah sesi Pak L selesai, Bu Jess melanjutkan dengan materi kepemimpinan dan pemimpin serta visi-misi SMA Santo Yakobus. Beliau memberikan kami 3 pertanyaan untuk dijawab seputar materi yang dibawakan. Melalui permainan kecil, beberapa kelompok pun membacakan hasil pemikiran mereka mengenai kepemimpinan dan pemimpin pada seluruh peserta LDKS.


LDKS pada hari Kamis itu kemudian ditutup dengan pemberitahuan dari Pak Dede pada para calon anggota OSIS, anggota Pramuka, dan Pecinta Alam mengenai kompor buatan tangan dari kaleng biskuit yang harus dibuat dan dibawa ke sekolah.

Esoknya hari Jumat, 6 September 2013, kami kembali berkumpul di aula lantai 7 pada jam 13.00 WIB untuk menjalani LDKS sesi kedua. Sesi kedua ini diadakan sampai hari Sabtu, 7 September 2013 dimana kami semua menginap di sekolah selama semalam. Sesi pada hari Jumat dimulai ketika kami mendapatkan pengetahuan mengenai cara membuat proposal, surat undangan, pembuatan serta pengenalan program kerja oleh masing-masing sekretaris bidang (sekbid) , sampai renungan malam yang diadakan sebelum kami semua terlelap dalam kegembiraan dan keakraban yang terbangun lewat LDKS ini.

Hari Sabtu, 7 September 2013 sekitar jam 6 pagi, Pak Febri mengajak kami semua untuk melakukan aktifitas fisik sambil kembali membangun keakraban. Pagi yang tidak terlalu panas dimulai dengan pemanasan lalu 2 macam permainan yang membuat tubuh kami menjadi segar.

Kegiatan di hari Sabtu ini berbeda dengan kegiatan hari sebelumnya. Di hari sebelumnya kami lebih sering melakukan kegiatan di aula lantai 7, tetapi sekarang kami melangsungkan kegiatan di lapangan basket indoor. Di lantai 8 kami diajak untuk mengetahui cara melakukan pertolongan pertama pada korban kecelakaan dengan benar tanpa melukai diri sendiri juga. Dengan dipimpin oleh para fasilitator yang berpengalaman, yaitu Pak Kateno, Pak Saryo, dan Pak Aloy, kami mengetahui 3 cara mengangkat korban yang baik serta cara membuat tandu yang benar dengan bahan-bahan apa adanya (banner, baju, tali Pramuka, dan karung). Kegiatan ini ditutup dengan lomba adu cepat dimana kami dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok MPK, kelompok OSIS, dan kelompok koordinator eskul.

Namun sayangnya kelompok OSIS tertinggal jauh dari kelompok MPK dan koordinator ekskul. Untunglah, para anggota OSIS saling menyemangati satu sama lain sambil mengatakan, "Tidak apa-apa. Yang penting kita tahu cara yang benar dan selesai!"

Selesai dari sesi pertolongan pertama, para anggota MPK dengan koordinator eskul diminta untuk berkumpul diluar lapangan lantai 8, tepatnya di depan kantin lantai 8 untuk bersiap pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan para anggota OSIS, Pramuka, dan Pecinta Alam diminta untuk tetap tinggal di lapangan basket indoor untuk mengikuti kegiatan turun tebing serta survival sebagai persiapan LDKS di Gunung Bunder, Bogor.

Kegiatan turun tebing ini sangat mengasyikkan dan menantang keberanian dan adrenalin sebab kami harus turun dengan menggunakan tali dari lantai 9 ke lantai 8. Pak Dede dan Pak Kateno berulang kali mempraktikkan cara turun yang benar pada para peserta LDKS di Gunung Bunder agar nantinya mereka tidak "terjun dengan semangat '45".

Kira-kira jam setengah 3 sore, kegiatan turun tebing selesai. Kami (para calon anggota OSIS, Pramuka, dan Pencinta Alam) pun mendapat istirahat selama beberapa menit sebelum melakukan kegiatan selanjutnya, yaitu memasak yang merupakan bagian dari survival bersama dengan kegiatan turun tebing tadi.

Para fasililator memberikan kami singkong, jagung, dan ubi sebagai panganan yang harus kami rebus dengan menggunakan kompor buatan sendiri dan arang atau briket. Pada kegiatan memasak tersebut, empat kelompok berhasil merebus setidak-tidaknya satu jenis panganan. Namun berbeda dengan empat kelompok itu, sebuah kelompok malah memilih membakar bahan panganan daripada merebusnya. Alhasil, jadilah jagung bakar, ubi bakar, dan singkong bakar. Ini semua disebabkan oleh api dari kompor mereka yang tidak tahan lama. Begitu pancinya dinaikkan, tak lama kemudian apinya mati.

Walaupun demikian, kami tetap menikmati kegiatan survival pada hari itu. Kebersamaan selama 2 hari 1 malam telah membuat kami memupuk kegembiraan dan keakraban demi terjalinnya hubungan yang baik di masa yang akan datang.

Seminggu pun berlalu.
Hari Jumat, 13 September 2013 jam 7 pagi, para calon anggota OSIS, Pramuka, dan Pencinta Alam berkumpul di ruang OSIS untuk menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke camping-ground Gunung Bunder di kaki Gunung Salak, Bogor.

Tas-tas carrier, perlengkapan kelompok, kardus-kardus a       qua pun dimasukkan ke dalam truk tronton sebelum para peserta LDKS masuk dan duduk dalam keterbatasan ruang.

Selama perjalanan menuju Gunung Bunder, banyak hal yang kami bicarakan di truk. Kami dan para fasilitator tertawa semenjak truk berangkat sampai tiba di Gunung Bunder. Beberapa teman kami memilih untuk menghilangkan penat dengan tidur di sela-sela keberisikan tersebut. Beberapa lagi asyik mengamati pemandangan yang ada di sepanjang jalan.

Kira-kira jam setengah 11 siang, kami tiba di pintu masuk camping-ground Gunung Bunder. Truk tronton berhenti dan Pak Bambang menyuruh kami semua untuk berjalan kaki ke dalam camping-ground.

Setelah mendapat pengarahan lebih lanjut, kami melakukan orientasi medan dengan tujuan mengenali area-area sekitar camping-ground yang dibimbing oleh Pak Febri.

Lalu kami pergi ke area tanah datar di bagian atas camping-ground karena Pak Bambang memberi misi pada kelima kelompok untuk menemukan sebuah black box dan lima bungkus harta karun. Harta karun tersebut disediakan untuk masing-masing kelompok, sedangkan black box-nya hanya untuk sebuah kelompok.

Kurangnya komunikasi menyebabkan sebuah kelompok mendapatkan tiga harta karun sehingga ada dua kelompok yang tidak mendapatkan harta karun. Namun pada akhirnya dua harta karun yang berlebih diberikan pada dua kelompok itu.

Sore hari, kami mendirikan tenda sambil bersiap-siap masak untuk makan malam ketika hujan tiba-tiba turun dengan deras dan membuat acara memasak berpindah lokasi, yang seharusnya diadakan di depan tenda masing-masing kelompok. Para peserta LDKS pun jadi basah kuyup karena harus bolak-balik dari tenda ke lokasi memasak akibat mengambil alat dan bahan memasak.

Satu jam lebih berlalu sejak hujan itu turun. Langit yang mulai gelap membuat para fasilitator memutuskan untuk memindahkan semua peserta LDKS ke warung-warung makan yang terletak beberapa meter dari lokasi tenda.

Hujan itu membuat kami semua tidak melakukan aktivitas apapun dan hanya menunggu hujan reda. Namun tidak semuanya pindah ke warung-warung makan. Beberapa fasilitator ada yang tetap bertahan di bawah naungan bivak mereka sampai pagi.

Esok paginya, hari Sabtu, 14 September 2013, rata-rata dari kami bangun jam 5 pagi. Untunglah hujan sudah berhenti dan udaranya begitu sejuk. Kami pun bisa melanjutkan aktivitas kami pada hari Sabtu.

Seperti kegiatan LDK minggu sebelumnya, Pak Febri mengajak kami melakukan beberapa permainan kecil yang meregangkan otot dan menyegarkan kami.

Jam 10 pagi, semua kelompok dipanggil untuk melakukan trackking di camping-ground Gunung Bunder.

Di pos pertama, Kak Maya dari OSIS tahun sebelumnya memberitahu bahwa yang harus kami ikuti adalah tali rafia yang diikat di ranting-ranting pohon. Ia juga memberitahu agar kami tidak pergi ke jalan yang dipalangi oleh ranting-ranting pohon. Sesuai petunjuk Kak Maya, kami pun berjalan per kelompok menuju pos selanjutnya.

Pos kedua dijaga oleh Pak Febri. Beberapa meter dari tempat Pak Febri berdiri, kami disuruh berhenti lalu jalan jongkok atau tengkurap di mata air yang memisahkan kami dengan Pak Febri.

Alhasil celana jins serta baju olahraga kami basah sebagian.

Di pos ketiga yang dijaga oleh Pak Joko, kami harus berjalan menyebrangi jurang kecil melalui jembatan yang terbuat dari batang pohon kelapa dan berpegangan pada tali tambang yang telah diikatkan di dua pohon besar dekat-dekat situ.

Pos ketiga pun berlalu dengan mulus. Selanjutnya kami berjalan ke pos kempat. Letak pos keempat ini lebih ke atas dibandingkan dengan pos-pos sebelumnya. Kak Richard yang berjaga di post keempat sempat berbicara pada kami sebelum kami pergi ke pos kelima, yaitu turun tebing.

Turun tebing di Gunung Bunder berbeda dengan turun tebing di sekolah. Di sini tali yang digunakan bukan harness. Tidak ada helm. Tidak ada pengait. Yang ada hanyalah tali tambang. Satu per satu peserta LDKS pun turun tebing sambil sesekali bergaya karena Pak Kateno sudah siap dengan kameranya.

Dari pos kelima, kami menuju pos keenam dimana kami harus naik tebing. Pak Dede lah yang membimbing kami saat kami naik. Kami harus berpegangan pada tali di sebelah kanan, kemudian baru di sebelah kiri.

Pos kelima dan keenam ini sesungguhnya unik karena baru diadakan tahun ini. Pada tahun sebelumnya, tidak ada kegiatan naik dan turun tebing. Baik itu untuk anggota OSIS, MPK, maupun Pramuka. Bahkan kami merasa, bukan LDKS namanya kalau tidak ada trackking dan naik dan turun tebing!

Kelompok yang telah selesai turun dan naik tebing, pergi ke pos ketujuh untuk mengisi lembar evaluasi.

Pos ketujuh adalah pos terakhir.
Setelah mengumpulkan kembali lembar evaluasi yang sudah diisi, kami mengadakan sesi foto sebagai kenang-kenangan. Berbagai pose dilakukan untuk meramaikan suasana juga mengakrabkan diri dengan para peserta LDKS lainnya.

Kemudian upacara penutupan pun diselesai, yang berarti bahwa kegiatan LDKS ini telah ditutup.

Tak lupa, masing-masing kelompok mendapatkan hadiah atas pencapaian yang mereka lakukan selama LDKS di Gunung Bunder.

Sambil membawa hadiah-hadiah, kami berjalan mengikuti Pak Kateno yang katanya memiliki hadiah tambahan untuk kami.
 
Air terjun kecil!

Spontan para peserta LDKS beramai-ramai turun ke bawah dan menyegarkan diri.

Rasanya kami sungguh senang bisa berada di camping-ground Gunung Bunder dan mengikuti kegiatan LDKS ini. Rasanya kami tidak ingin kembali ke Jakarta. Rasanya kami ingin tetap berada di Gunung Bunder.

Tapi waktu terus berjalan dan membuat kami harus bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta. Kami pun kembali duduk dalam keterbatasan ruangan di truk tronton.

Berbeda dengan perjalanan pergi ke Gunung Bunder, di perjalanan pulang ini beberapa anak mengalami mabuk kendaraan sehingga kami harus berhenti di stasiun pengisian bahan bakar. Waktu luang itu juga tidak di sia-siakan oleh peserta lainnya untuk membeli camilan di minimarket.

Melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta, karena lelah sebagian besar peserta LDKS duduk dalam diam, bahkan tidur. Suasana sunyi dan lampu truk yang temaram pun menemani kami sampai Jakarta, sampai sekolah kami pada jam setengah 10 malam.