Sabtu, 18 Januari 2014

Sekilas Tentang Vokal Grup SMA Santo Yakobus

Team vocal group ini dibentuk oleh salah satu guru kami, Bapak Daniel Octavianus Sidabalok, yang merupakan guru seni musik di SMA Santo Yakobus mulai tahun ajaran 2013 / 2014. Perjalanan team vocal group ini hingga memperoleh prestasi yang membanggakan adalah sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakan.
Setelah mengetahui akan diadakannya lomba vocal group tingkat Jakarta Utara tanggal 18 Oktober 2013, Pak Daniel segera merekrut dua belas siswa untuk dibentuk menjadi satu team vocal group. Kedua belas siswa tersebut terdiri dari enam siswa kelas dua belas dan enam siswa kelas sepuluh. Vocal group ini terdiri dari empat siswa sebagai suara sopran (Ghania; Mira; Gitta; Melinda), tiga siswa sebagai suara alto (Karina; Riris; Stephanie), dua siswa sebagai suara tenor (Samuel; Carol), dua siswa sebagai gitaris (Erick; Gavriel), dan satu siswa sebagai pemain alat musik ritmik cajon (Stefano).


Pak Daniel memberitahukan para anggota vocal group tentang dua buah lagu yang akan dinyanyikan, yaitu lagu wajib "Dansa Yok Dansa" dan lagu pilihan lagu daerah Indonesia dengan waktu latihan hanya satu bulan. Dilatihlah setiap vokalis untuk lagu wajib "Dansa Yok Dansa" terlebih dahulu, karena belum ada kepastian mengenai lagu pilihannya. Waktu yang digunakan untuk berlatih adalah pada saat istirahat kedua (25 menit). Pada awalnya, belum ada keakraban antaranggota vocal group, maupun dengan Pak Daniel. Namun seiring berjalannya waktu, hubungan semuanya semakin baik. Akhirnya, Pak Daniel menentukan lagu pilihan yang akan dinyanyikan, yaitu lagu "Sio Mama", lagu khas Ambon. Beliau percaya bahwa lagu tersebut dapat menjadi lagu yang baik untuk diaransemen dan diperdengarkan.
Hari-hari terus berlalu, proses latihan semakin baik meskipun tetap masih ada kekurangan dan kelemahan. Ketika kedua lagu sudah dikuasai, kami diminta untuk tampil di depan bapak ibu guru di ruang guru. Pada saat itu, lagu dilantunkan tanpa gerakan karena kami memang belum berlatih dengan gerakan. Beberapa guru memberi saran tentang ekspresi wajah dan ekspresi gerakan, karena terdapat beberapa vokalis yang tidak mengekspresikan kegembiraannya dalam lagu "Dansa Yok Dansa". Saran – saran tersebut diterima dengan baik oleh team dan diterapkan pada latihan – latihan berikutnya dengan ditambahkan gerakan – gerakan.
Satu hari sebelum lomba dilaksanakan, kami tampil kembali di depan bapak ibu guru, dengan gerakan, formasi, dan atribut yang telah disempurnakan. Penilaian bapak ibu guru terhadap penampilan kami jauh lebih baik dibanding yang sebelumnya.

Pada hari pelaksanaan lomba,18 Oktober 2013,kami melakukan perjalanan pada pukul 07.00 ke Islamic Center Semper, tempat lomba dilaksanakan dengan  didampingi Pak Daniel dan Bu Diana. Kami tiba lebih awal dari waktu yang ditentukan dan berkumpul di ruang audiovisual dan kami berlatih lebih dulu untuk terakhir kalinya sebelum tampil. Team SMA St.Yakobus mendapat nomor urut 10. Saat tampil, kami berusaha dan sudah menampilkan yang terbaik sehingga setelah tampil hati kami pun merasa lega, namun tetap merasa was-was, dikarenakan ada peserta lain yang penampilannya sangat bagus.

Pengumuman pemenang lomba akan dilakukan pada hari itu juga. Kami menunggu keputusan juri dengan perasaan percaya diri tetapi juga takut, tegang, dan was-was. Ketika para juri selesai berunding, tibalah saat yang paling menegangkan. Juri mengumumkan para juara satu per satu mulai dari juara harapan II, juara harapan I, juara III, juara II dan juara I. Sampai dengan pengumuman juara III,team kami tetap belum disebutkan. Perasan kami sangat cemas penuh harapan, apalagi ketika sekolah yang berpenampilan sangat bagus tadi disebutkan sebagai juara II. Namun tiba – tiba perasaan kami berubah dari takut dan cemas menjadi perasaan yang sulit untuk didefiniskan ketika team kami diumumkan sebagai pemenang pertama. Sungguh merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan dan membanggakan. Semua jerih payah selama proses latihan terasa tidak sia – sia. Diumumkan pula, bahwa juara I, II, dan III akan menjadi perwakilan Jakarta Utara untuk lomba di tingkat propinsi DKI Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2013. Pada saat evaluasi, Juri mengatakan bahwa team SMA St. Yakobus kurang berinteraksi dengan penonton.

Mengetahui lomba tingkat propinsi diadakan hanya 11 hari setelah lomba tingkat Jakarta Utara, sempat muncul kegelisahan, apakah dalam waktu 11 hari kami dapat melakukan latihan yang maksimal dan memberikan yang terbaik. Karena, walaupun lagu yang dibawakan sama, tetapi lomba di tingkat propinsi adalah ajang yang cukup sulit karena akan diikuti oleh seluruh juara dari masing-masing kabupaten dan  juara dari Kepulauan Seribu. Walaupun demikian kami tetap berlatih dengan lebih giat dan dengan sedikit mengubah gerakan serta formasi berdasarkan hasil evaluasi juri untuk elbih berekspresi dan berinteraksi lebih banyak dengan penonton.
Dua hari sebelum lomba dilaksanakan, kami mendapat kesempatan untuk berlatih di rumah Riris. Di situ, Pak Daniel mencoba mengevaluasi setiap anggota team vocal group satu per satu untuk menyempurnakan setiap anggota agar bisa tampil dengan maksimal kelak. Kalau sebelumnya kami mendapat kesempatan untuk tampil di ruang guru, kali ini kami mendapat kesempatan untuk tampil di aula setelah misa bulanan, di depan seluruh murid SMA Santo Yakobus. Reaksi bapak ibu guru dan teman – teman sangat baik, bahkan ada merasa tersentuh sampai terngiang-ngiang di pikirannya tentang dua lagu yang kami senandungkan.

Keesokan harinya, tepatnya hari Selasa, 29 Oktober 2013, kami melakukan perjalanan ke Taman Ismail Marzuki Jakarta Pusat,tempat lomba, bersama dengan pak Daniel. Setibanya di sana, team melakukan daftar ulang dan mendapat nomor urut 7. Dan seperti biasanya, sebelum tampil kami berlatih untuk terakhir kalinya. Ketika tiba saatnya kami tampil di nomor urut 7, kami berusaha menampilkan yang terbaik, seperti yang diyakini oleh Ibu Jessica, Kepala SMA St.Yakobus, yang bersama dengan Ibu Yuli turut menyaksikan penampilan kami. Sesuai dengan dugaan kami, penampilan para juara dari kabupaten sangat bagus dan sempat membuat kami was – was apakah kami dapat merebut juara dalam lomba ini.

Pengumuman pemenang dilakukan pada hari yang sama pada pukul 17.00. Pada saat menunggu para juri berunding, sebagian besar dari kami (termasuk pak Daniel) pergi mencari makan, yang tertinggal hanyalah saya(Samuel), Karina, dan Melinda. Namun ternyata, para juri selesai berunding lebih awal sehingga waktu pengumuman maju tanpa kami duga,alhasil hanya kami bertiga yang mendengarkan hasil pengumuman. Satu per satu pengumuman juara dibacakan, mulai dari juara harapan II. Ketika mengetahui bahwa salah satu peserta yg menurut kami berpenampilan sangat baik meraih juara harapan II, sempat terpintas suatu pikiran gagal dalam benak kami. Juara harapan I pun tidak diberikan kepada team Yakobus demikian pula dengan juara III. 

Kami menjadi semakin merasa putus asa. Sebelum pemenang juara-juara diumumkan, Melinda berusaha untuk mencari seluruh anggota team yang sedang makan, namun hanya berhasil menemukan Mira. Kini, kami menjadi berempat yang menantikan diumumkannya juara II dan juara I. Saat juara II diumumkan, semakin lemaslah kami, karena juara II pun tidak diraih oleh team Yakobus. Namun,kami masih punya setitik harapan untuk menjadi juara I. Tibalah saatnya juara I dibacakan. Dengan selisih nilai ± 40 poin dari peraih juara II, diumumkanlah bahwa pemenang pertama dari lomba ini adalah peserta dengan nomor urut 7. Saat mendengar angka 7 disebutkan, terkejutlah kami berempat dan secara spontan saling mengekspresikan kegembiraan, karena kembali meraih  juara utama dari perlombaan itu. Mira mewakilkan team untuk menerima piala di depan panggung. Tetapi, perlu diketahui, bahwa yang tahu mengenai hasil ini hanyalah kami berempat. Ketika kami melangkah keluar gedung, terlihat teman – teman kami yang lain sedang berjalan ke arah gedung. Awalnya, kami membuat candaan bahwa team SMA St.Yakobus tidak mendapat juara apa-apa, namun tidak berlama – lama, segera kami memberitahu hasil yang sebenarnya. Setelah diberitahu bersukacitalah setiap anggota team dan perasaan yang tak terdefinisikan kembali muncul seperti saat pertama kami meraih juara I di tingkat Jakarta Utara. Saat itu sedang hujan, sehingga sambil  menunggu hujan reda kami bernyanyi-nyanyi merayakan kemenangan. Kami kemudian sepakat untuk merahasiakan prestasi ini dari bapak ibu guru hingga keesokan harinya. Untuk itu, kami sepakat untuk tidak memberi kabar kepada siapapun yang menanyakan tentang hasil lomba, termasuk kepada bapak ibu guru yang menanyakan pada malam hari itu juga seusai lomba.

Keesokan harinya, pada saat morning meeting di ruang guru, seluruh anggota team dipersilakan masuk untuk mengumumkan hasil lomba. Pak Daniel menjelaskan dengan wajah datar tentang hal – hal yang identik dengan kegagalan, namun di akhir penjelasan pak Daniel membawa semua pendengar pada hasil yang sebenarnya bahwa team memperoleh juara I lagi. Tepuk tangan meriah dari bapak ibu guru segera membahana dan melalui Ibu Jessica, bapak ibu guru mengucapkan selamat kepada kami.

Ada satu hal yang perlu diketahui mengenai seluruh pengalaman menakjubkan ini. Semua kegiatan yang kami lakukan, mulai dari latihan, penampilan, perjalanan persiapan lomba, dan hal-hal lain yang tidak bisa dijabarkan satu per satu, dilandaskan dengan doa kepada Tuhan, baik sebelum, maupun sesudah kegiatan dilakukan. Pada lomba pertama, Tuhan mengijinkan team vocal group Yakobus untuk meraih juara I. Puji Tuhan bahwa Tuhan masih mengijinkan kami untuk meraih juara I juga pada lomba tingkat propinsi. Kami percaya bahwa semua ini adalah pemberian Tuhan dan hanya karena campur tangan Tuhanlah semua prestasi yang membahagiakan dan membanggakan ini dapat terjadi.  Dan tak lupa pula setelah rangkaian kegiatan ini, kami panjatkan doa syukur kepada Tuhan atas anugerahNya untuk kami.

By Samuel Febrianto kelas XII IPA 2